Pembelian 126 pesawat tempur Rafale oleh Angkatan Udara India (IAF) telah menjadi pemberitaan besar di dunia. Bukan cuma itu, India juga tengah melirik pesawat tempur siluman generasi kelima Rusia PAK FA T-50. Tapi walaupun begitu, yang tumbuh signifikan di tubuh IAF adalah jumlah helikopter, dimana pemerintah India telah mengeluarkan kebijakan untuk membeli 1000 helikopter dalam dekade ini. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, helikopter juga dibuat di dalam negeri.
IAF berniat membeli 139 unit helikopter Mi-17 V-5 medium lift Rusia dengan dana sekitar 2,4 miliar dolar. Helikopter Mi-17 yang dapat mengangkut 26 tentara beserta perlengkapan perang telah berada dalam layanan IAF selama puluhan tahun, tetapi model V-5 (baru) memiliki mesin yang jauh lebih unggul dengan rotor blades dan perangkat avionik. IAF sudah menyampaikan order ke Rusia untuk 80 unit Mi-17 V-5 dan selanjutnya akan menyusul order untuk 59 unit.
Lima belas helikopter kelas berat Amerika CH-47 Chinook juga akan dibeli untuk mengantikan helikopter IAF Mi-26 buatan Rusia, yang kini hanya tersisa 3 atau 4 unit saja. Chinook, yang dibuat oleh Boeing, telah digunakan Amerika di berbagai macam pertempuran, terakhir digunakan di Irak dan Afganistan. IAF sendiri telah mengevaluasi helikopter tersebut dan tertarik dengan avionik dan daya angkutnya, yang memungkinkan untuk mengangkut 50 tentara lengkap dengan perlengkapan tempurnya atau muatan sebesar 12,7 ton.
IAF juga telah menyelesaikan uji coba untuk pembelian 22 helikopter serang medium, yaitu helikopter AH-64 Apache buatan Boeing. Helikopter serang, yang beroperasi di dekat garis depan pasukan, akan memberikan dukungan tembakan langsung - meriam, roket, dan rudal anti tank - untuk prajurit dalam menghadapi musuh, jelas ini memberikan keuntungan untuk memenangkan pertempuran. Tidak seperti sebagian besar negara lain, India telah memilih untuk tidak menggunakan helikopter serang untuk operasi melawan pemberontak karena takut akan kehilangan jaminan untuk pembelian kembali (embargo).
AH-64 Apache |
IAF juga telah memesan 159 unit helikopter utilitas Dhruv Amrk III. Helikopter ini dirancang dan dibuat oleh Hindustan Aeronautics Ltd (HAL), yang membuat 36 Dhruv setiap tahunnya. Diperkirakan, India butuh lebih dari 350 unit helikopter jenis ini, untuk Angkatan Darat, Angkatan Udara, penjaga pantai dan pasukan paramiliter.
Angkatan Laut India juga telah memesan 50 helikopter ringan bermesin ganda dari AgustaWestland. Helikopter Dhruv tidak bisa lagi memenuhi kebutuhan Angkatan Laut India karena rotor kompositnya tidak dapat dilipat. Kita tahu helikopter yang tidak dapat dilipat rotornya akan banyak menghabiskan ruang di kapal perang.
Selain itu, IAF juga tengah dalam pengadaan 91 unit helikopter multi-peran untuk menggantikan armada helikopter vintage Sea King, yang terbang dari kapal frigat besar dan kapal perusak. Tender telah disahkan untuk 16 helikopter, 75 akan menyusul.
Yang menjadi keberhasilan dari helikopter Dhruv adalah Rudra, sebuah versi senjata berat yang dilengkapi meriam, rocket pods, rudal anti tank dan rangkaian lengkap dari peralatan elektronik perang. India akan membeli 76 Rudra.
Hindustan Aeronautics Ltd (HAL) juga mengembangkan Helikopter Tempur Ringan (HTR), 179 unit tengah dalam order (IAF 65; lainnya 114). Ini helikopter 5,5 ton ringan bersenjata yang bermesin Shakti, menggunakan komponen dinamis Dhruv (rotor utama, rotor ekor, dan gearbox), dan perlengkapan senjata yang dikembangkan pada Rudra. HTR mampu lepas landas dengan ketinggian 10.000 kaki Himalaya, menembakkan senjata dan roket hingga 16.300 kaki, dan meluncurkan rudal pada UAV yang terbang di atas 21.000 kaki.
Helikopter Dhruv |
Keinginan India lainnya adalah pengadaan 384 unit helikopter ringan utilitas (HRU), untuk menggantikan armada helikopter Cheetahs and Chetaks di tubuh angkatan perang India. Ini akan dibagi dalam dua termin : 197 unit HRU tengah dibeli melalui tender global dan 187 unit HRU sedang dikembangkan di India oleh HAL. Untuk menjamin pengiriman tepat waktu, Departemen Pertahanan India telah menetapkan tanggal-tanggal sebagai acuan dari pengembangan HRU, tanggal konsep, desain, penerbangan pertama, jarak operasional awal dan sebagainya. Semua itu sudah ditentukan oleh Departemen Pertahanan India. Setiap kali HAL tidak menepati tanggal tersebut, maka Departemen Pertahanan akan mengurangi pesananannya dari total awal 187.
'Tidak seperti akuisisi pesawat tempur oleh India yang berfokus membeli dari asing, rencana akuisisi helikopter lebih bersandar kepada buatan pribumi'
Tidak seperti akuisisi pesawat tempur oleh India yang berfokus membeli dari asing, rencana akuisisi helikopter lebih bersandar kepada buatan pribumi. Ini setelah sebuah pendapat strategis di pertengahan 1990-an, ketika Ashok Baweja menjadi Direktur HAL, bahwa Indianisasi helikopter sangat realistis ketimbang pemutakhiran dalam pesawat tempur.
Pendapat ini telah memicu munculnya terobosan teknologi helikopter di India, dan akhirnya muncullah helikopter Dhruv dan Turbomeca-HAL bermesin Shakti. Keduanya dioptimalkan untuk beroperasi di ketinggian 20.000 kaki, ini sebuah fitur unik di ruang lingkup operasi militer.
No comments:
Post a Comment