Ritual ini sendiri disebut Made Snana atau Mandi Ludah, yakni ritual yang umum dilakukan di propinsi Karnataka ketika perayaan rutin yang dilakukan di kuil Berumur 4000 tahun Kukke Subramanya. Ritual ini juga dilakukan di kuil Sri Krishna di kota Udupi.
Sementara, di sisi lain, ada sebagian Dalit yang tergabung dalam Organisasi Kesejahteraan Dalit, yang menganggap ritual ini tidak manusiawi dan tak dapat diterima. Jika memang dapat menyembuhkan penyakit secara efektif, harusnya pemerintah pusat menutup rumah sakit dan lembaga kesehatan formal lainnya.
Sedangkan pihak yang memprotes lainnya menganggap tradisi ini tak berbeda jauh kejahatannya dengan tradisi sati dimana para janda dibakar saat pemakaman suaminya. Bahkan menteri social dan kesejahteaan, A. Narayanaswamy, yang juga seorang Dalit, mengatakan bahwa tak ada toleransi bagi ritual ini. Ia tak peduli kasta mana yang berguling atau kasta mana yang membuang makanan, ritual ini tetap menjadi sebuah hal yang sangat tidak ilmiah dan menjijikan.
Penjelasan akan ritual aneh ini pun dijelaskan oleh salah satu pengikutnya, seorang astrolog, Kabyadi Jayarama Acharva. Menurutnya, Snana tak ada hubungannya dengan pembagian kasta. “para Brahmana yang makan dianggap sebagai representasi dewa Subramanya, dan sisa mereka dianggap berkah dewa. Saya sendiri berguling snana saat umur 16 tahun dan penyakit kulit saya sembuh.
Beberapa pihak meyakini bahwa ada efek psikologis yang timbul saat melakukan ritual ini sehingga menyebabkan keyakinan pada diri mereka dan membantu menyembuhkan penyakit atau bahkan menyelesaikan problema yang mereka dapatkan.
Sementara debat mengenai ritual ini terus berjalan, ternyata satu-satunya cara untuk mengehentikan ritual ini adalah dengan merubah keyakinan para pengikutnya yang tentunya membutuhkan waktu lama untuk meyakininya.
aneh"aja kang :D
ReplyDeleteNamanya juga tradisi,walau dilarang demi kepentingan mereka, tetap saja tidak mau karena mereka percaya itu hal yang sakral.Jadi maklumin aja deh :D
ReplyDeletewah jorok banget bro, lagian hari gene masih ada kasta kastaan ya... hadeeh kasian bro, pemahaman yang salah malah dipelihara.
ReplyDelete